SELASA, 08 APRIL 2014 | 16:02 WIB
Saat Serangan Fajar Justru Dinanti Warga

TEMPO.CO , Kediri - Sehari menjelang pemilu legislatif berlangsung, warga di Kediri, Jawa Timur, ramai menggunjingkan politik uang Mereka berharap ada calon legislator (caleg) yang membagikan uang pada malam menjelang pemilu legislatif, Rabu, 9 April 2014, besok.

Obrolan seputar bagi-bagi uang atau yang dikenal dengan serangan fajar ini terdengar hampir di semua tempat. Mereka saling menanyakan apakah di daerah masing-masing sudah terjadi aksi bagi-bagi uang. ”Sampai semalam belum ada, mungkin nanti malam,” kata Ny. Bandi, penjual nasi pecel di Kelurahan Bujel, Kediri, Selasa, 8 April 2014.

Menurut pengalamannya, serangan fajar ini biasanya dilakukan H-2 hingga H-1 sebelum pencoblosan. Para caleg biasanya sudah memiliki daftar calon pemilih yang akan kecipratan uang. Jumlah amplop biasanya disesuaikan dengan jumlah pemilih di setiap rumah sasaran. Pada pelaksanaan Pemilu 2009
lalu, menurut dia, seorang caleg di daerahnya membagikan amplop tepat pukul 23.00 menjelang pencoblosan keesokan hari.

Warga lain mengaku telah menerima salam tempel mendapatkan lebih dari tiga amplop dari caleg berbeda. Bukannya menolak, dia justru merasa senang mendapatkan banyak uang ”Kapan lagi ada rezeki nomplok?” ujar warga
yang menolak disebutkan identitasnya itu.

Jumlah uang itu pun beragam, sekitar Rp 30-50 ribu. Uang diberikan melalui tim sukses di lapangan yang meminta hak pilihnya diberikan ke caleg tertentu. Meskipun tak bisa memantau pilihan di bilik suara, tim sukses itu konon bisa mengetahui jika ada penerima uang yang tako
memilih.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kediri Muharjito mengaku banyak mendengar adanya praktek bagi-bagi uang itu. Siang tadi dia juga menerima laporan dari warga di Desa Janti Kecamatan Papar, yang melaporkan politik uang oleh caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa. Dia dilaporkan membagikan dua amplop berisi masing-masing uang Rp 20 ribu kepada warga.

”Kami akan pangggil caleg yang bersangkutan dan saksi,” ujar dia. Jito pun meminta warga melaporkan siapa pun yang memberikan uang atau barang dengan imbalan hak suaranya ke polisi.
http://m.tempo.co/read/news/2014/04/08/269568918/Saat-Serangan-Fajar-Justru-Dinanti-Warga

------------

'caleg gebleg, tak pernah berfikir kalo rakyat kita semakin cerdas! Kalau di pedesaan di Jawa sudah biasalah budaya seperti itu, mereka sering ikut pilkada lurah yang penuh dengan praktek 'money politics' sejak zaman Majapahit dulu


: