ryo77Avatar border
TS
ryo77
Jangan Rampas Bintang - Bintang Kami
Sesuai dengan judul yaitu "Kembalikan Bintang - Bintang Kami "

Thread ini ane bikin karena kecintaan ane mengamati langit malam yang penuh dengan bintang dan hal ini menjadi sesuatu yang sangat mustahil , terutama jika kita tinggal dikota , semakin lama semakin hilang entah kemana bintang - bintang itu.

Taon 80an di Jakarta gw masih inget banget kita-kita yang masih anak-anak masih bisa menikmati langit penuh bintang dari lapangan tapi seiiring dengan kemajuan kota hal ini menjadi langka bahkan mustahil , pernahkah kita bertanya apa yang bisa kita perbuat ? inikah yang mau kita wariskan untuk anakanak kita ?

OK kita mulai satu-satu ya :



1.Mengamati bintang dan benda langit lainnya adalah kodrat kita sebagai manusia ,
Peradaban manusia berkembang karena hal tersebut , dibanyak peradaban yang lahir mempunyai kalender penanggalan , sistim navigasi , dan banyak hal yang membuat suatu peradaban itu maju. dan dengan mengamati langit kita akan menjadi lebih bahagia dan semua anak-anak pasti sangat suka ( Planetarium di Taman Ismail Marzuki selalu penuh kan emoticon-Malu (S) )

[B]2. Polusi Cahaya[/B]


Polusi cahaya adalah efek samping dari industrialisasi dan kemajuan pembangunan suatu daerah yang diperparah oleh penerangan yang berlebihan dan desain penerangan kurang baik sehingga sinar yang bocor mengkontaminasi atmosfir bumi dan membentuk 'selimut' cahaya.

Di Amerika saja diperkirakan 'over illumination' atau cahaya penerangan yang sebetulnya tidak diperlukan saja membuang 18.8 juta barel minyak per-hari ( bayangkan berapa kadar Co yang dilepaskan ke udara ) ....sumber : wikipedia

efek lainnya adalah terganggunya binatang-binatang malam seperti migrasi burung , serangga dan lainnya.

belum lagi efek kesehatan dimana secara alami mengakibatkan efek kurang baik bagi kita ( silahkan googling sendiri mengenai body and brain rhytmic )




contoh konstelasi bintang Orion jika dilihat dari langityang bebas polusi (kiri) dibandingkan dari kota Metropolitan Utah


3. Lalu apa yang Dunia lakukan ? dan apa yang bisa kita lakukan ? apakah kita akan pasrah saja ?

kita lihat dulu apa yang pemerintah negara lain lakukan untuk memerangi polusi cahaya ini melalui payung hukum:

umumnya polusi cahaya dibagi menjadi tiga :
- Light nuisance : yaitu masuknya cahaya yang tidak kita inginkan ke dalam rumah kita atau kamar kita , sumbernya bisa dari lampu tetangga, penerangan jalan dan lainnya
-Sky Glow : yaitu rusaknya langit malam dikarenakan selimut cahaya karena penerangan yang bocor / memantul keatas
-Glare : cahaya /penerangan yang langsung mengarah ke arah mata kitadan membahayakan pejakan kaki atau pengendara kendaraan bermotor ( contoh LED displaydi Mall Taman Anggrek , Alam Sutera dll terangnya bukan main dan bahayana minta ampun )


contoh hukum di negara lain yang mengatur mengenai ini :

- Inggris : Clean Neighbourhood and Environment 2005 yang mengkategorikannya sebagai tindakan kriminal setara dengan polusi suara dan bau.
- Italia : Umbria an Abruzzo Law , adalah contoh daerah (region) yang berlaku hukum yang mengatur tingakat bocor cahaya bahkan sampai nilai 0cd ( nol candela ) melewati batas garis horizon suatu fixture lampu
- Perancis : Pertokoan dan kantor harus mematikan semua lampunya diatas jam 01.00 dan dengan aturan baru ini diharapkan bisa memotong 250.000Ton Co2
-Korea : Light Pollution Prevention Act yang akan mengatur mengenai polusi cahaya
- Banyak negara -negara lain yang semakin sadar dan pemerintahnya mengeluarkan payung hukum untuk hal ini .

bagaimana dengan Indonesia ?
Pemerintah diharapkan memberikan perhatian, mendukung, dan merealisasikan pembangunan observatorium modern baru. Apalagi pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. UU itu secara implisit menyatakan pentingnya pengetahuan astrofisika dan pembangunan semua sarana terkait kepentingan rakyat.

berita mengenai observatorium kebangaan Indonesia (peninggalanBelanda) :
Untuk memerangi polusi cahaya Bosscha akan membagikan Tudung lampu. Tudung lampu tersebut akan dibagikan kepada warga yang tinggal sekitar 200 hingga 300 meter dari Observatorium Bosscha. Tudung lampu berbentuk kerucut itu terbuat dari aluminium. Dengan menggunakan tudung, cahaya lampu tidak akan terhambur ke arah langit sehingga bisa mencegah polusi cahaya. Sebab jika cahaya berhamburan ke arah langit, maka hal ini akan mempersulit pengamatan benda-benda langit.
Mahasena Purba, Kepala Observatorium Bosscha menjelaskan sebenarnya pemakaian tudung lampu ini belum cukup untuk membuat pengamatan di observatorium terhindar dari polusi cahaya. ”Idealnya, semua lampu di Bandung memakai tudung. Dengan demikian, pengamatan tidak terhalang polusi cahaya,” jelas Mahasena seusai peluncuran buku Lebih Dekat dengan Bosscha, di Institut Teknologi Bandung, Bandung, Sabtu (22/2/2014).

Sementara Suryadi Siregar, Ketua Kelompok Keahlian Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) menjelaskan akibat polusi cahaya, banyak bintang yang bisa diamati 10-20 tahun lalu, kini tidak bisa diamati lagi. Apalagi untuk mengamati bintang yang cahayanya redup.
http://sains.kompas.com/read/2014/02...n.Tudung.Lampu

contoh gambar penerapan penerangan yang baik






jadi apa yang bisa kita lakukan ?
1.jika kita pemilik rumah maka pintar-pintarlah memilih rumah lampu
2.jika kita pekerja konraktor,arsitektur,dinas PU ,Dinas Pertamanan, dll maka lihatlah hukum yang berlaku mengenai hal ini dan juga liahat contoh gambar diatas.
3.Jika Anda adalah pemilik mall....maka segera bertobatlah emoticon-Sundul Gan (S) hehehe

karena pada hakekatnya menikmati langit yang bersih bertabur bintang adalah kodrat kita semua



Fotografer bernama Thierry Cohen membuat ilustrasi jika kota-kota besar dunia bebas dari cahaya sama sekali , teknik pengambilan foto ini memperhitungkan posisi suatu kota dari permukaan laut sehingga mendekati hasil 'real'

Sao Paolo - Brazil


Hong-Kong


Brooklyn Bridge New York

akhir kata : Memang langit bertabur bintang bahkan galaksi bisa kita saksikan jika kita sedang ada di gunung , Wakatobi,Raja Ampat , dll tetapi Bandung yang dahulu saja masih sangat jelas maka sekarang sudah sangat butek , dan gw masih inget camping di Sukabumi dulu banget kita bahakan masih bisa lihat 'milkyway" atau galaksi.

sumber bahan : Wiki , BritAstro,DarkSky Association , etc...


update :

World class star gazer spot in Indonesia , ga kalah ama di Namibia lah

http://m.youtube.com/watch?v=UNs7TkFvK-4
Diubah oleh ryo77 09-04-2014 15:44
nona212
nona212 memberi reputasi
1
93.9K
1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Green Lifestyle
Green Lifestyle
icon
3KThread3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.