Tokoh Muda Muhammadiyah: Anton Medan Hanya Bela Etnis Tertentu, tetapi Diam Saat Nabi Muhammad Dihina
Tuesday, 15 January 2013 08:56 Achsin



itoday - Ketua Umum DPP Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan hanya membela etnis tertentu tetapi diam saat Nabi Muhammad SAW dihina.

Demikian dikatakan tokoh muda Muhammadiyah Mustofa B. Nahrawardaya dalam acara debat di TvOne, Senin (14/01) malam.

"Pak Ustadz (Anton Medan-red) hanya diam terhadap penghinaan terhadap Nabi Muhammad di Perancis, tetapi hanya membela etnis tertentu," kata Mustofa.

Kata Mustofa, penyebutan etnis tertentu di akun Twitter milik Farhat Abbas tidak dimaksud untuk menghina. "Saya punya banyak teman Cina, tetapi ketika saya menyebut teman saya itu Cina tidak marah," ujarnya.

Selain itu, Mustofa menanyakan kepemilikan akun Twitter Anton Medan. "Pak Ustadz punya akun Twitter apa ngak, jumlah followernya berapa?" tanya Mustofa.

Kata Mustofa, di dunia maya khususnya Twitter sangat biasa seseorang dikritik dan tidak perlu dibawa ke ranah hukum. "Harusnya balas kritik di Twitter," pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pengacara Farhat Abbas mengkritik Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait penggunaan nopol B 2 DKI dengan bernuansa SARA. “Ahok sana-sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke orang umum katanya! Dasar Ahok plat aja diributin! Apapun plat nya tetap Ci**!” tulis @farhatabbaslaw.

Tentu saja, komentar SARA @farhatabbaslaw atas Ahok itu mengundang kecaman dari banyak Tweep. Tak urung, timeline @farhatabbaslaw dibanjiri kecaman hingga sumpah serapah.

Sumber: http://www.itoday.co.id/politik/toko...uhammad-dihina

---------------------------------------------

Respon thdp bung Mustofa:

1. Penghinaan Nabi memang tidak benar. Namun, sumbernya Anda bilang sendiri kan dari Perancis.
Lalu mau lapor ke Polres? Bgmn prosesnya? Dan knapa Anda lari ke penistaan agama untuk mencari pembenaran terhadap ucapan rasis Farhat? OOT deh.

2. Soal pernyataan:
"Saya punya banyak teman Cina, tetapi ketika saya menyebut teman saya itu Cina tidak marah," ujarnya.

Silahkan belajar dari Ridwan Saidi yang sudah pernah membahas kasus SARA Roma.
Ini semata-mata persoalan linguistik / tutur bahasa.

Ketika ada orang pincang dan Anda menyebut: "Woi, dasar Pincang"
Fakta bahwa dia pincang, tetapi cara Anda menyampaikan adalah penghinaan.

Sama halnya dengan ketika Anda menyebut. Contoh ya: "Dasar Cina", "Dasar Pribumi", "Dasar Kristen", "Apapun platnya tetap aja negro", dst (maaf ya hanya contoh saja).
Suku/etnis adalah Fakta, namun cara menyampaikan di atas tidak benar karena mengandung kebencian. See?

Dan buat agan2, coba baca twitter Farhat, saya kira sudah sangat jelas untuk membuktikan bahwa kicauan sebelumnya adalah bentuk kebencian dan penghinaan.

3. Di twitter, memang orang bebas mengkritik. Namun bila yang dikritik berbau SARA, Anda terjerat dengan UU ITE.
Menurut Anda tidak pantas? Silahkan gugat ke MK atau mohon ke DPR utk ubah UU-nya. Hukum ya tetap pegangannya UU.

---------------------------------------------

Dan lagi perihal bung Mustofa. Saya coba search dari kaskus dan google.

Ini adalah twit Mustofa Nahrawardaya per 13 Januari:
"Kasihan tuhan mereka, bau sayuran busuk."
(mengacu pada kebaktian di tengah pasar)

Bukti printscreen:

link: https://twitter.com/MustofaNahra/sta...10401852694528

Menurut Anda, pernyataan tsb rasis? Padahal katanya Mustofa adalah tokoh muda Muhammadiyah. Apa iya Muhammadiyah menghalalkan umatnya untuk menghina TUHAN agama lain, seperti yang dilakukan oleh tokoh muda mereka, Mustofa Nahrawardaya? Semoga ini hanyalah prilaku oknum semata. Dan apakah ini melanggar UU ITE? Silahkan berdoa, tidak ada yang melaporkan Anda.

Spoiler for Mustofa Nahrawardaya:

Informasi dari Kaskuser yang saya kutip: