- Beranda
- The Lounge
Para Guru, Jadilah Seperti Great Teacher Onizuka
...
TS
mang.ganteng
Para Guru, Jadilah Seperti Great Teacher Onizuka
Spoiler for salam sejahtera:
Quote:
Original Posted By (pembukaan)
ASSALAMMULAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
Spoiler for buka buku:
Quote:
Original Posted By (untuk renungan)(Tawuran Pelajar, Pemalakan Oleh Siswa sekolah lain dan berbagai kekerasan oleh pelajar bahkan sampai pembunuhan menghiasi berita di media akhir-akhir ini.
Siapa yang salah, bisa jadi guru, orangtua bahkan kurikulum. Tapi sebenarnya soal pendidikan sebagian besar haruslah dilakukan oleh guru secara guru mengisi sebagian besar waktu “bangun” seorang pelajar.
Haruskah pelajaran lebih di perbanyak? Halo! Coba liat saja pelajaran SD jaman sekarang ini. Belum tentu orang tua murid bisa mengerjakan pelajaran Siswa SD dengan baik! dimana tidak seperti waktu tahun 80-an, pelajaran yang diterima anak SD sekarang adalah pelajaran SMP pada masa itu. Semakin jenuh saja nanti para siswa jika pelajaran diperbanyak.
Gurulah yang harus menghilangkan jenuh para siswa ini. Guru bukan cuma mengejar target siswa mendapat nilai bagus saja, tapi gurulah yang paling besar membangun karakter siswa ini. Bukan sekedar mengajar pada jam pelajaran dan meninggalkan mereka disaat jam mengajar selesai.
Ada cerita tentang guru yang paling saya sukai, cerita ini berasal dari komik jepang yang akhirnya diadaptasi ke film kartun bahkan dorama, sinetron model jepang. Judulnya; Great Teacher Onizuka. Cerita mengenai pemuda bernama Onizuka, seorang mantan berandalan yang akhirnya menjadi seorang guru sebuah sekolah.
Dia melakukan pendekatan dengan siswa-siswinya yang bermasalah dengan caranya sendiri. Dimana berbagai masalah yang dialami siswa-siswinya seperti kurang perhatian orang tua, kemiskinan, perbedaan pola pikir dan sebagainya berhasil diselesaikannya. Bahkan pada saat-saat yang diperlukan, Onizuka harus menggunakan kemampuan bela dirinya untuk menyelesaikan suatu masalah. Berkelahi memang pilihan terakhir, tapi pada kenyataan di dunia ini, berkelahi ataupun beladiri kadang diperlukan dalam menghadapi permasalahan. Lihat saja sidang DPR/MPR banyak sekali para anggota yang terhormat ternyata jagoan beladiri.
Dari pelajaran hidup yang aku pelajari, untuk membuat orang menurut dan mengakui kemampuan kita, kita harus membuktikan bahwa kita punya kemampuan yang lebih daripadanya. Untuk menghadapi seorang siswa yang suka berkelahi misalnya, seorang guru harus bisa membuktikan bahwa dirinya lebih jago berkelahi dari sang siswa. Tantang siswa adu push-up misalnya untuk membuktikan kemampuannya. Beranikah seorang guru melakukannya?
13499555911731452945
Seorang Guru yang juga jago berkelahi..
Tentu para guru yang membaca tulisan ini akan berpendapat, “GTO itukan cuma film”. Betul, ini memang cuma sebuah film. tapi cara pendekatan Onizuka sebagai guru dengan para siswanya harus bisa ditiru oleh para guru.
Ingatan saya terhadap karakter seorang guru mungkin tidak berbeda dengan karakter guru saat ini, Arogan, Sok Tau, dan merasa hebat. Guru ortodok seperti itu juga dimunculkan dalam “Great Teacher Onizuka” dimana dikisahkan bahwa dengan karakter guru ortodok seperti itu, siswa-siswa tidak menjadi pelajar yang baik, melainkan menjadi siswa-siswi yang semaunya sendiri dan selalu menyalahkan orang lain atas segala kesulitan yang terjadi. Persis seperti kondisi sekarang ini.
Seandainya para guru sekarang ini bisa bersikap seperti Onizuka, sepertinya berbagai permasalahan yang dialami para siswa sekarang ini tidak akan terjadi. Seorang guru haruslah bisa mengayomi para siswanya, menjadi tempat curhat yang enak dan bisa menceritakan tentang kehidupan sesungguhnya yang akan dihadapi para siswanya dimasa depan.
Pelajaran sekolah yang di pelajari di sekolah saat ini tidaklah 100% diperlukan sebagai bekal masa depan. Paling banyak cuma 30% yang akan dipakai di masa depan. Pendidikan mental siswa dan pembentukan karakterlah yang paling perlu didapatkan siswa sekolah. Pelajaran Agama, Pancasila dan sebagainya yang diajarkan disekolah tidaklah cukup untuk membentuk mental dan karakter siswa, sentuhan personal dari gurulah yang harus dapat membuat siswa menjadi manusia seutuhnya.
Seorang guru sejati bukanlah cuma mengajar ilmu sesuai dengan bidang yang diajarkannya tetapi yang paling penting harus bisa menyelami karakter siswanya. Tiap siswa punya bakat tersendiri yang jelas berbeda dengan siswa lainnya. Tugas seorang gurulah untuk menemukan bakat dari tiap-tiap siswa.
Nilai bagus pada mata pelajaran bukanlah jaminan bahwa siswa itu mempunyai karakter yang baik sebagai manusia. Terbukti banyak yang nilainya buruk pada pelajaran bisa menjadi manusia yang sukses dalam kehidupan. Masih teringat dalam kenanganku, seorang Dede Yusuf berkata pada mantan gurunya semasa SMA, “Jika saya tidak diberi nilai 5 pada mata pelajaran ibu, saya tidak akan jadi seperti sekarang!” Kata-kata seorang Dede Yusuf pada waktu acara reuni akbar sekolahnya beberapa tahun lalu itu membuatku tertawa. Dimana memang jika nilai-nilai Dede Yusuf dulu bagus-bagus, bisa jadi dia menjadi seorang profesor, bukan artis yang terjun ke pemerintahan seperti yang dilakukannya saat ini.
Intinya, seorang guru harus memahami dan mengakui. bahwa mata pelajaran yang diajarkannya bukanlah jaminan dapat menjadikan seorang siswa menjadi manusia yang berhasil. Justru pembentukan karakterlah yang terpenting untuk diajarkan pada para siswanya.
Dulu pada waktu SMA, saya sendiri adalah seorang siswa yang selalu menempati rangking 10 besar dari belakang. Tapi bersyukurlah para guru mengetahui bahwa saya mempunyai bakat di bidang Seni. Masih teringat seorang guru Fisika yang sekarang sudah bahagia di surga sana, dulu meminta saya membuat ilustrasi untuk buku yang ditulisnya. Walau nilaiku di mata pelajaran yang diajarnya itu cuma 5, tapi guru itu memberikan apresiasi pada apa yang aku suka dan bisa. Yang menyenangkan ketika tugasnya selesai, guru itu memberikan amplop berisikan beberapa lembar uang padaku. Beliau mengajarkan bahwa aku bisa hidup dari apa yang aku bisa. Sebuah kenangan yang sangat membekas yang merupakan salah satu pelajaran hidup yang membuatku memilih jalan hidupku seperti sekarang ini. Terimakasih pak.
Untuk itu, bagi para sahabat yang berprofesi sebagai guru, cobalah untuk menjadi seorang guru yang tidak arogan, dekatlah dengan para siswanya, cari tau kelebihan siswanya dan cobalah menjadi seorang teman yang baik untuk para siswanya.
Cobalah untuk menjadi seorang “Great Teacher Onizuka”.
Quote:
Original Posted By (figur langka)
Siapa yang salah, bisa jadi guru, orangtua bahkan kurikulum. Tapi sebenarnya soal pendidikan sebagian besar haruslah dilakukan oleh guru secara guru mengisi sebagian besar waktu “bangun” seorang pelajar.
Haruskah pelajaran lebih di perbanyak? Halo! Coba liat saja pelajaran SD jaman sekarang ini. Belum tentu orang tua murid bisa mengerjakan pelajaran Siswa SD dengan baik! dimana tidak seperti waktu tahun 80-an, pelajaran yang diterima anak SD sekarang adalah pelajaran SMP pada masa itu. Semakin jenuh saja nanti para siswa jika pelajaran diperbanyak.
Gurulah yang harus menghilangkan jenuh para siswa ini. Guru bukan cuma mengejar target siswa mendapat nilai bagus saja, tapi gurulah yang paling besar membangun karakter siswa ini. Bukan sekedar mengajar pada jam pelajaran dan meninggalkan mereka disaat jam mengajar selesai.
Ada cerita tentang guru yang paling saya sukai, cerita ini berasal dari komik jepang yang akhirnya diadaptasi ke film kartun bahkan dorama, sinetron model jepang. Judulnya; Great Teacher Onizuka. Cerita mengenai pemuda bernama Onizuka, seorang mantan berandalan yang akhirnya menjadi seorang guru sebuah sekolah.
Dia melakukan pendekatan dengan siswa-siswinya yang bermasalah dengan caranya sendiri. Dimana berbagai masalah yang dialami siswa-siswinya seperti kurang perhatian orang tua, kemiskinan, perbedaan pola pikir dan sebagainya berhasil diselesaikannya. Bahkan pada saat-saat yang diperlukan, Onizuka harus menggunakan kemampuan bela dirinya untuk menyelesaikan suatu masalah. Berkelahi memang pilihan terakhir, tapi pada kenyataan di dunia ini, berkelahi ataupun beladiri kadang diperlukan dalam menghadapi permasalahan. Lihat saja sidang DPR/MPR banyak sekali para anggota yang terhormat ternyata jagoan beladiri.
Dari pelajaran hidup yang aku pelajari, untuk membuat orang menurut dan mengakui kemampuan kita, kita harus membuktikan bahwa kita punya kemampuan yang lebih daripadanya. Untuk menghadapi seorang siswa yang suka berkelahi misalnya, seorang guru harus bisa membuktikan bahwa dirinya lebih jago berkelahi dari sang siswa. Tantang siswa adu push-up misalnya untuk membuktikan kemampuannya. Beranikah seorang guru melakukannya?
13499555911731452945
Seorang Guru yang juga jago berkelahi..
Tentu para guru yang membaca tulisan ini akan berpendapat, “GTO itukan cuma film”. Betul, ini memang cuma sebuah film. tapi cara pendekatan Onizuka sebagai guru dengan para siswanya harus bisa ditiru oleh para guru.
Ingatan saya terhadap karakter seorang guru mungkin tidak berbeda dengan karakter guru saat ini, Arogan, Sok Tau, dan merasa hebat. Guru ortodok seperti itu juga dimunculkan dalam “Great Teacher Onizuka” dimana dikisahkan bahwa dengan karakter guru ortodok seperti itu, siswa-siswa tidak menjadi pelajar yang baik, melainkan menjadi siswa-siswi yang semaunya sendiri dan selalu menyalahkan orang lain atas segala kesulitan yang terjadi. Persis seperti kondisi sekarang ini.
Seandainya para guru sekarang ini bisa bersikap seperti Onizuka, sepertinya berbagai permasalahan yang dialami para siswa sekarang ini tidak akan terjadi. Seorang guru haruslah bisa mengayomi para siswanya, menjadi tempat curhat yang enak dan bisa menceritakan tentang kehidupan sesungguhnya yang akan dihadapi para siswanya dimasa depan.
Pelajaran sekolah yang di pelajari di sekolah saat ini tidaklah 100% diperlukan sebagai bekal masa depan. Paling banyak cuma 30% yang akan dipakai di masa depan. Pendidikan mental siswa dan pembentukan karakterlah yang paling perlu didapatkan siswa sekolah. Pelajaran Agama, Pancasila dan sebagainya yang diajarkan disekolah tidaklah cukup untuk membentuk mental dan karakter siswa, sentuhan personal dari gurulah yang harus dapat membuat siswa menjadi manusia seutuhnya.
Seorang guru sejati bukanlah cuma mengajar ilmu sesuai dengan bidang yang diajarkannya tetapi yang paling penting harus bisa menyelami karakter siswanya. Tiap siswa punya bakat tersendiri yang jelas berbeda dengan siswa lainnya. Tugas seorang gurulah untuk menemukan bakat dari tiap-tiap siswa.
Nilai bagus pada mata pelajaran bukanlah jaminan bahwa siswa itu mempunyai karakter yang baik sebagai manusia. Terbukti banyak yang nilainya buruk pada pelajaran bisa menjadi manusia yang sukses dalam kehidupan. Masih teringat dalam kenanganku, seorang Dede Yusuf berkata pada mantan gurunya semasa SMA, “Jika saya tidak diberi nilai 5 pada mata pelajaran ibu, saya tidak akan jadi seperti sekarang!” Kata-kata seorang Dede Yusuf pada waktu acara reuni akbar sekolahnya beberapa tahun lalu itu membuatku tertawa. Dimana memang jika nilai-nilai Dede Yusuf dulu bagus-bagus, bisa jadi dia menjadi seorang profesor, bukan artis yang terjun ke pemerintahan seperti yang dilakukannya saat ini.
Intinya, seorang guru harus memahami dan mengakui. bahwa mata pelajaran yang diajarkannya bukanlah jaminan dapat menjadikan seorang siswa menjadi manusia yang berhasil. Justru pembentukan karakterlah yang terpenting untuk diajarkan pada para siswanya.
Dulu pada waktu SMA, saya sendiri adalah seorang siswa yang selalu menempati rangking 10 besar dari belakang. Tapi bersyukurlah para guru mengetahui bahwa saya mempunyai bakat di bidang Seni. Masih teringat seorang guru Fisika yang sekarang sudah bahagia di surga sana, dulu meminta saya membuat ilustrasi untuk buku yang ditulisnya. Walau nilaiku di mata pelajaran yang diajarnya itu cuma 5, tapi guru itu memberikan apresiasi pada apa yang aku suka dan bisa. Yang menyenangkan ketika tugasnya selesai, guru itu memberikan amplop berisikan beberapa lembar uang padaku. Beliau mengajarkan bahwa aku bisa hidup dari apa yang aku bisa. Sebuah kenangan yang sangat membekas yang merupakan salah satu pelajaran hidup yang membuatku memilih jalan hidupku seperti sekarang ini. Terimakasih pak.
Untuk itu, bagi para sahabat yang berprofesi sebagai guru, cobalah untuk menjadi seorang guru yang tidak arogan, dekatlah dengan para siswanya, cari tau kelebihan siswanya dan cobalah menjadi seorang teman yang baik untuk para siswanya.
Cobalah untuk menjadi seorang “Great Teacher Onizuka”.
dikutip dari situs Kompasiana dengan pengeditan seperlunya
sumber air sudekat
Spoiler for best comment:
Quote:
Original Posted By mystijoe69►Gw udah baca komiknya.. nonton semua film nya baik itu kartun, seri, ataupun the movienya. Gw fans berat GTO.
Dengan segala kekurangannya Eikichi selalu berusaha berkorban buat temen2 nya. Dari dulu di geng motor sampai jadi guru pun dia selalu ingin teman-temannya bisa mengatasi permasalahan2nya yang ada, dengan atau tanpa bantuan si Eikichi. Permasalahan selesai dengan cara-cara yang ga lazim tapi efektif.
Kata kuncinya adalah 1 = "Teman"
Ini lah yang ga ada pada metode pembelajaran di sekolah saat ini. Guru jarang atau bahkan tidak ada yang mau menganggap muridnya itu "Teman". Murid hanyalah urutan nama di buku absen dan deretan angka. Itu saja tidak lebih. Padahal jika saja guru mau ber'teman' dengan murid-muridnya pasti suasana di sekolah akan lebih akrab. lebih menyenangkan. Sehingga proses penyerapan materi pelajaran pun akan lebih mudah.
Bangun suasana yang membuat murid nyaman dengan gurunya sehingga muridpun akan berfikir 2-3 kali untuk bolos karena hal-hal seru yang mungkin terjadi di sekolah sangat sayang untuk dilewatkan.
Murid tidak memerlukan guru yang kaku dan minta dihormati. Murid membutuhkan guru yang bisa merangkul muridnya dan memberikan support kepada murid2nya saat dia membutuhkan.
Murid adalah manusia, bukan deretan nama di buku absensi.
Guru akan mendapatkan kehormatannya sendiri setelah bisa menjangkau hati setiap muridnya.
GTO is the best..!!
Dengan segala kekurangannya Eikichi selalu berusaha berkorban buat temen2 nya. Dari dulu di geng motor sampai jadi guru pun dia selalu ingin teman-temannya bisa mengatasi permasalahan2nya yang ada, dengan atau tanpa bantuan si Eikichi. Permasalahan selesai dengan cara-cara yang ga lazim tapi efektif.
Kata kuncinya adalah 1 = "Teman"
Ini lah yang ga ada pada metode pembelajaran di sekolah saat ini. Guru jarang atau bahkan tidak ada yang mau menganggap muridnya itu "Teman". Murid hanyalah urutan nama di buku absen dan deretan angka. Itu saja tidak lebih. Padahal jika saja guru mau ber'teman' dengan murid-muridnya pasti suasana di sekolah akan lebih akrab. lebih menyenangkan. Sehingga proses penyerapan materi pelajaran pun akan lebih mudah.
Bangun suasana yang membuat murid nyaman dengan gurunya sehingga muridpun akan berfikir 2-3 kali untuk bolos karena hal-hal seru yang mungkin terjadi di sekolah sangat sayang untuk dilewatkan.
Murid tidak memerlukan guru yang kaku dan minta dihormati. Murid membutuhkan guru yang bisa merangkul muridnya dan memberikan support kepada murid2nya saat dia membutuhkan.
Murid adalah manusia, bukan deretan nama di buku absensi.
Guru akan mendapatkan kehormatannya sendiri setelah bisa menjangkau hati setiap muridnya.
GTO is the best..!!
Quote:
Original Posted By araikal►wogh gila setuju banget ane gan. emang yang terpenting itu murid" pintar secara karakter.
satu lagi yang ga kalah penting, guru itu harus bisa buktiin kalo pelajaran yang dia bawa itu menyenangkan. jadi anak" pada semangat pas belajar. belajar sebentar dengan perasaan bahagia jauh lebih efektif daripada belajar lama tapi terpaksa.
satu lagi yang ga kalah penting, guru itu harus bisa buktiin kalo pelajaran yang dia bawa itu menyenangkan. jadi anak" pada semangat pas belajar. belajar sebentar dengan perasaan bahagia jauh lebih efektif daripada belajar lama tapi terpaksa.
Quote:
Original Posted By silebayrenji►Pengajar belum tentu pendidik. Guru kita banyak yg cuma pengajar.
Spoiler for suara dari kaskuser guru:
Quote:
Original Posted By bladoes29►mau ikutan komen ah..
kebetulan ane guru di salah satu SMA di kota hujan...
sebenernya dalam hari guru berharap bisa menjadi seperti itu tapi kembali ke kebijakan kurikulum, kebijakan sekolah yg buat kita sebagai guru pun tidak bisa mengapresiasikan kreatifitas kita dalam mengajar...
apalagi kalau kita sebagai guru sedikit dengan murid yg banyak komentar buka hanya dari pihak sekolah tp juga dari pihak rekan yg kadang sama2 dekat dengan murid juga..
terlalu banyak maaf bahasa ane "munafik", cari muka di depan pemimpin
jadi guru sebagai profesi mencari uang bukan guru yg patut digugu dan ditiru...
jaman sekarang anak sudah berkembang lebih jauh dibanding gurunya...harusnya bukan murid yg mengikuti cara guru tapi cara guru harus bisa mengikuti dan mengadaptasi murid sehingga mereka bisa menjadi dan merasakan bahwa sekolah adalah rumah dan guru adalah orang tau bahkan sebagai teman....
sedikit komen dari seorang guru yg agak absurd di kelas
kebetulan ane guru di salah satu SMA di kota hujan...
sebenernya dalam hari guru berharap bisa menjadi seperti itu tapi kembali ke kebijakan kurikulum, kebijakan sekolah yg buat kita sebagai guru pun tidak bisa mengapresiasikan kreatifitas kita dalam mengajar...
apalagi kalau kita sebagai guru sedikit dengan murid yg banyak komentar buka hanya dari pihak sekolah tp juga dari pihak rekan yg kadang sama2 dekat dengan murid juga..
terlalu banyak maaf bahasa ane "munafik", cari muka di depan pemimpin
jadi guru sebagai profesi mencari uang bukan guru yg patut digugu dan ditiru...
jaman sekarang anak sudah berkembang lebih jauh dibanding gurunya...harusnya bukan murid yg mengikuti cara guru tapi cara guru harus bisa mengikuti dan mengadaptasi murid sehingga mereka bisa menjadi dan merasakan bahwa sekolah adalah rumah dan guru adalah orang tau bahkan sebagai teman....
sedikit komen dari seorang guru yg agak absurd di kelas
Quote:
Original Posted By wawaakz►Sebelumnya ane mo ngsih tau gan, ane ini guru,
sebelum agan2 menilai negatif gru2 di indonesia, agan2 hrus tau klo kita punya kode etik, coba aja search aj d google, psti ada
mnurut ane gru yg bgonoan di indo itu ada gan, d jepang aj ada, menepis si GTO itu cerita fiktif ya...
kita sbg gru itu semua dituntut seperti kode etik guru, tentu saja semua hal didalamnya itu bagus nan baik untuk siswanya, tapi klo dpat dijelasin,g smua gru di indo itu jlek knerjanya, bnyak jg yg bgus smpe dpt pnghrgaan kmna2,
mnrut ane itu semua blik ke orng2 yg jd gru, ada yg baek, ada yg nkal, tp g semuanya jlek gan... cuma kita nya aj yg mnilai dari satu susi, coba agan2 cari gru2 yg berprestasi di indo, psti bnyk juga, g hnya yg jlek aj,
jd mnrut ane berbangga aja jd orng indonesia toh di skolahan agan2 g smua gru jhat2 toh psti ad jg yg baek to?
sebelum agan2 menilai negatif gru2 di indonesia, agan2 hrus tau klo kita punya kode etik, coba aja search aj d google, psti ada
mnurut ane gru yg bgonoan di indo itu ada gan, d jepang aj ada, menepis si GTO itu cerita fiktif ya...
kita sbg gru itu semua dituntut seperti kode etik guru, tentu saja semua hal didalamnya itu bagus nan baik untuk siswanya, tapi klo dpat dijelasin,g smua gru di indo itu jlek knerjanya, bnyak jg yg bgus smpe dpt pnghrgaan kmna2,
mnrut ane itu semua blik ke orng2 yg jd gru, ada yg baek, ada yg nkal, tp g semuanya jlek gan... cuma kita nya aj yg mnilai dari satu susi, coba agan2 cari gru2 yg berprestasi di indo, psti bnyk juga, g hnya yg jlek aj,
jd mnrut ane berbangga aja jd orng indonesia toh di skolahan agan2 g smua gru jhat2 toh psti ad jg yg baek to?
Spoiler for kalo berkenan:
kirim
Spoiler for kalo bisa:
kasi
Spoiler for kalo tersinggung:
jangan
Spoiler for monggo:
silahkan komen yang bijak n bermutu
Spoiler for pesan TS:
untuk pihak yang tersinggung, ane mohon maaf yang sebesar-besarnya
Diubah oleh mang.ganteng 27-02-2014 13:50
0
6.9K
Kutip
50
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.9KThread•82.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru