Indonesia kembali menjadi tuan Perhelatan akbar KTT APEC digelar di Nusa Bali sejak 2 hingga 8 Oktober mendatang. Sebelumnya pada tahun 1995, Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara di Asia Pasifik yang diselenggarakan di Bogor.

Pemerintah Indonesia pun menjamu para delegasi dengan fasilitas yang super mewah. Lalu berapa anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk membiayai hajatan besar tersebut?

Menurut data dari FITRA, anggaran untuk penyelenggaraan APEC tahun ini mencapai Rp 352 miliar lebih. "Alokasi anggaran untuk APEC untuk tahun 2013 sebesar Rp.352.884.905.000. Alokasi anggaran untuk apec ini sangat besar, mahal, dan mewah," ujar Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi dalam rilisnya, Rabu (2/10).

Menurut FITRA, demi penyelenggaraan acara APEC ini, pemerintah bisa membuang-buang anggaran. Padahal, masih banyak rakyat masih miskin, masih banyak fasilitas publik belum memadai, dan masih banyak infrastruktur jalan yang rusak.

"Anggaran ini hanya dipakai untuk jamu-jamuan para tamu daripada untuk kebutuhan pembangunan rakyat sendiri," tambah Uchok.

Menurutnya, anggaran untuk acara APEC dikelola oleh 6 lembaga Negara sehingga terlihat adanya double anggaran antara lembaga Negara atau saling tumpang tindih anggaran antara lembaga Negara. Seharusnya anggaran untuk acara APEC ini dilaksanakan dengan 'satu pintu' atau satu kementerian.

"Seharusnya satu pintu, sehingga pengelolaan anggaran jadi efisiensi dan dapat melakukan penghematan anggaran Negara. Hal ini karena anggaran APEC dikelola oleh 6 lembaga Negara," terangnya.

Berikut data Kementerian dan lembaga Negara pengguna anggaran APEC dari data FITRA:

1. Kementerian Keuangan, Rp 16.587.980.230 untuk 6 program kegiatan acara APEC
2. Kementerian Luar negeri, Rp 222.427.319.000 untuk 4 program kegiatan
3. Kementerian Perdagangan sebesar Rp 9.314.012.000 untuk 3 program kegiatan
4. Kementerian Sekretariat Negara sebesar Rp 45.406381000 untuk satu program
5. Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rp.57.500.000.000
6. KPK, Rp 1.649.213.500 dengan dua program kegiatan.

Dari gambaran di atas, kata Uchok mengonfirmasi kepada publik bahwa para kementerian atau lembaga berlomba-lomba mengambil kesempatan untuk mempergunakan anggaran Negara demi melayani penyelenggaraan APEC tanpa mempertimbangkan kerugian buat Indonesia.

"Malahan sebetulnya APEC ini banyak rugi dari pada untung. Hal ini bisa dilihat, akibat perdagangan bebas maka dampaknya pada defisit neraca perdagangan. Dimana pada bulan Juli 2013, defisit Neraca perdagangan mencapai USD 2,31 miliar," imbuh Uchok.