assalamualaikum gan.....
sebelumnya ane minta maaf kalo thread ane ini kurang bagus... karena dibuat di hp
jadi gini gan... ane ikutan gabung group di facebook suatu serikat pekerja di tempat ane kerja dulu...
pada tanggal 3 dan 5 september akan ada demo besar di istana negara menyangkut kenaikan upah minimum regional (UMR) sekitar 50% dan buruh meminta umr untuk jakarta sekitar 3jtan....
menurut agan-agan disini pantes gak permintaan para buruh ini dilabulkan dengan keadaan ekonomi indonesia sekarang ini???
https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.n...33981520_n.jpg
Orasi Presiden FSPMI/KSPI: ”Mengapa Upah
Harus Naik 50 Persen? ”
Oleh: Said Iqbal (Presiden FSPMI/KSPI)
Mengapa upah minimum harus naik 50
persen?
Karena logika yang kita bangun adalah, akibat
kenaikan BBM kemarin mengakibatkan 30%
daya beli buruh turun. Ditambah lagi dengan
kenaikan inflansi – yang saya sangat yakin
sekali tahun ini bisa mencapai dua digit –
maka kenaikan sebesar itu menjadi sangat
wajar.
Logikanya, ketika daya beli turun, maka harus
dibalikin. Agar tidak terus-terusan turun dan
buruh kembali memiliki daya beli.
Bahkan ketika upah naik 50 persen,
sesungguhnya upah real belum mengalami
kenaikan lho ? Ini baru sebatas menyesuaikan
daya beli yang turun tadi.
Kalau ada yang bilang kenaikan upah
disesuaikan dengan inflansi, itu adalah
pemikiran yang kacau. Nggak bener. Dan jika
Anda juga ikut setuju dengan argumentasi
seperti itu, berarti Anda masuk dalam logika
pengusaha.
Itulah kenapa, dalam diskusi-diskusi saya
sering menyebut: hati-hati dengan segitiga pro
upah murah. Karena memang, ada sebagian
dari kawan kita yang setuju dengan upah
murah .
Bagi saya, berkawan ya berkawan. Tetapi
tentang prinsip, saya tidak akan
mempertimbangkan perkawanan itu. Masak
gara-gara perkawanan, ratusan juta orang
dipertaruhkan dengan upah murah. Jangakan
dengan kawan, dengan saudara pun kalau nanti
kita berberda persepsi tentang upah, saya akan
keras.
Tolong Anda ingat.
Terutama Dewan Pengupahan.
Ini bukan soal egoismenya Igbal. Bukan.
Sebagai Presiden FSPMI, saya hanya ingin
memperjuangkan, tidak boleh ada lagi
kebijakan upah murah dalam srategi bernegara
ini.
Kalau kita nggak keras. Nggak akan ada yang
lebih keras!
Siapa, coba?
Politisi?
Nggak mungkin. Politisi itu punya
keterbatasan. Siapa politisi hebat dan dekat
dengan kita? Mereka toh nggak bisa berbuat
apa-apa terhadap kebijakan Inpres tentang
upah, misalnya, karena seringkali terbentur
dengan kebijakan partai.
Hanya kita yang bisa. Serikat pekerja. Itulah
kenapa saya keras. Dan kalaupun kelak saya
tidak lagi menjadi Presiden FSPMI, di posisi
manapun di organisasi ini sikap saya akan
tetap keras tentag upah ini.
Karena upah adalah satu-satunya hadiah buat
buruh.
Ini adalah satu-satunya penghibur, ketika
buruh setiap bulannya lelah bekerja. Akankah
mereka dari tahun ketahun akan selalu
dihantui ketakutan, bahkan dirinya tidak
berani untuk sekedar bermimpi tentang masa
depan yang lebih baik.
Kalau anda kerja di otomotif mungkin anda
bisa tesenyum dengan diskusi kita tentang
upah ini. Tapi Anda jangan lupa. Anda
mendapatkan upah di otomotif tinggi, karena
perjuangan orang-orang kecil itu. Sehingga
Anda mendapatkan upah sundulan yang
lumayan besar.
Karena sesungguhnya Anda nggak punya
keberanian, kok.
Saya pernah jadi Ketua PUK. Jadi saya tahu
persis psikologis Anda. Bahwa saya nggak
punya keberanian, iya, saya akui. Dulu naik
upah itu paling top inflansi plus 2 atau 3
presen. Iya kan? Paling top 200 ribu.
Anda nggak berani memimpin pemogokan,
misalnya minta agar kenaikan upah sebesar
dua kali inflansi saat berunding. Saya yakin
Anda nggak berani. Karena resikonya, Anda
dipecat.
Sekarang perjuangannya kita rubah. Itulah
yang kita bilang dari pabrik menuju publik.
Berapa kenaikan upah DKI Jakarta kemarin?
Tembus di angka 42 persen, kan?
Kemudian berapa inflaksi waktu itu? Hanya
4,2 persen.
Berarti sepuluh kali lipat Anda dapetin.
Coba Anda berunding di Toyota, di Panasonik,
di Tosiba, paling maksimal Anda hanya akan
dapat 4,2 plus 3 %.
Saya pernah jadi Ketua PUK. Jadi saya tahu
betul psikologis seorang Ketua PUK itu. Jadi
nggak usah sombong. Anda sangat terbantu
dengan strategi perjuangan ini. Dan bukan
hanya kita. Seluruh buruh Indonesia terbantu,
dan menikmati kenaikan upah yang signifikan
akibat gerakan massif yang kita lakukan.
Mengapa kita mendapatkan capain-capaian
yang sedemikian hebat?
Apakah karena Iqbal kuat?
Karena Obon kuat?
Bukan?
Karena Anda bersatu. Itulah yang membuat
anda kuat. (*)
begitu mendengar berita ini...
ane sedih karena pasti akan banyak orang yang susah cari kerja seperti ane... belum lagi nasib karyawan kontrak yang akan banyak dikeluarkan oleh perushaaan karena ke egoisan beberapa karyawan tetap yang merasa belum sejahtera walau gaji sudah diatas 2 juta...