Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

riandikaaaAvatar border
TS
riandikaaa
Asal mula macaron
Sesuai dengan judul gan, ane cuma mau sharing asal mula kue kecil lembut nan enak yg sekarang mulai populer, tak lain dan tak bukan, macaron.

Spoiler for bukti no repost:


Spoiler for macaron:


Spoiler for macaron:


TEKSTURNYA renyah di luar, tapi lembut dan chewy di dalam sehingga membuat macaron disukai. Begitu dimakan, kue ini langsung lumer di mulut. Cocok untuk kudapan, sekaligus suguhan maupun hadiah yang manis.

Beberapa tahun belakangan, macaron atau juga dikenal dengan macaroon tengah populer, khususnya di Jakarta. Beberapa gerai pastry maupun bakery bahkan menjadikan kue kering ini sebagai andalan.

Penampilannya yang mungil dan tersedia dalam beraneka warna memang membuat gemas siapapun yang melihat. Kue kering ini memang cocok dihidangkan sebagai dessert atau kudapan saat ngopi maupun ngeteh.

Di beberapa restoran Prancis kenamaan di seluruh dunia, macaron diperlakukan secara istimewa. Kue ini menjadi salah satu elemen penyajian petit fours sebagai bagian dari fine dining. Macaron tersedia dalam aneka rasa, seperti vanila, kopi, kelapa, almond, dan teh hijau.

Kue ini memiliki cita rasa yang unik. Renyah di luar dengan agak sedikit chewy, tapi hap begitu masuk ke mulut kue ini bak tak berdaya. Langsung lumer di mulut, jadi tidak perlu dikunyah.

Kendati baru populer di Indonesia, macaron sudah menjadi idola di negara asalnya, Prancis, bahkan sejak berabad silam. Perjalanan macaron memang tak sesingkat “usianya” saat sudah di mulut.

Konon, resep macaron dibawa oleh seorang chef berkebangsaan Italia yang pindah ke Prancis. Kebetulan chef tersebut mengikuti sang majikan, yakni seorang wanita bangsawan bernama Catherine de’ Medici yang menikah dengan raja Prancis, King Henry II, pada tahun 1533.

Pada masa itu macaron hanya disajikan sederhana meski bahan baku utamanya tidak berubah sampai sekarang. Bahannya yaitu putih telur, gula pasir, bubuk almond, dan pewarna makanan. Adapun yang berbeda, macaron dibuat hanya berupa satu keping dengan krim di atasnya. Sementara macaron kini terdiri dari dua keping, mirip burger.

Barulah pada abad ke-20 macaron mengalami proses modifikasi oleh seorang chef asal Prancis bernama Pierre Desfontaines, yang notabene cucu dari pemilik toko kue ternama di Prancis, Laduree. Ia menggabungkan dua keping macarondan mengisi bagian tengahnya dengan saus cokelat.

Hingga kini macaron menjadi camilan favorit bukan hanya warga Eropa, juga Asia. Di Jepang, misalnya, macaron terbuat dari bubuk beraroma kacang sebagai pengganti almond yang merupakan bahan dasar macaron. Meski setiap negara memiliki versi masing-masing, pada dasarnya bahan dan peralatan yang digunakan untuk membuat kue ini tak berbeda.

Teknik pembuatan kue ini juga hampir mirip dengan meringue. Bedanya, macaron selalu menggunakan almond bubuk dan adonan dipanggang tidak sampai sekering kue kering. Bentuknya pun bundar dengan permukaan yang sedikit naik, seperti koin tebal. Sementara bagian dasar kuenya datar.

Untuk membuat macaron memang dibutuhkan ekstra ketelitian dalam membaca atau mengikuti resep. Ini berlaku juga untuk ketepatan dalam hal mengukur bahan sehingga membuat adonan dan menentukan suhu oven yang tepat untuk memanggang. Bila sudah menguasai teknik membuat kulitnya, maka tinggal berkreasi membuat macaron dalam berbagai warna dan variasi filling (isian).

Ada beberapa kesalahan umum dalam membuat macaron. Misalnya saja permukaan kue yang pecah-pecah. Hal ini bisa terjadi karena adonan terlalu lama didiamkan sehingga bagian luarnya terlalu kering. Mungkin juga karena suhu oven terlalu panas.

Kesalahan lain, kue acap kali lengket di dasar loyang. Besar kemungkinan lantaran pengocokan putih telur yang tidak sempurna, dalam arti terlalu singkat atau terlalu lama. Akibatnya, cairan yang terpisah dari busa putih telur membuat adonan basah dan susah kering meski sudah dipanggang lama.

Untuk menghasilkan macaron yang baik, adonan macaron harus halus sehingga akan menghasilkan permukaan macaron yang halus juga. Jika almond tidak digiling/dihaluskan hingga butiran yang paling mikro, maka akan memperlihatkan benjolan-benjolan halus di permukaan biskuit ketika selesai dipanggang.

Macaron yang diolah dengan baik akan cukup lembap dan lembut ketika digigit, serta tidak beremah dengan isian yang tidak keras dan tidak lengket. Isian macaron amat berperan besar dalam menentukan cita rasa keseluruhan. Adapun keping kue ini juga harus diolah dengan baik, tidak berbentuk kubah, namun rata permukaannya dan halus.

Di perancis, ada dua penghasil macaron yg terkenal, Pierre Herme dan Laduree, TS cuma pernah coba Laduree di paris, hehehe.

Laduree
Spoiler for Laduree:


Pierre Herme
Spoiler for Pierre Herme:


Jika berkenan, TS mengharapkan emoticon-Blue Guy Cendol (L)dan sangat menolak emoticon-Blue Guy Bata (L)

sumber
0
6.4K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.