Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

karmilaAvatar border
TS
karmila
[DAGING SAPI ] Haram, Daging Impor Berhormon Penggemuk!
Tujuh Kontainer Daging Sapi Tiba di Tanjung Priok
SABTU, 27 JULI 2013 | 20:43 WIB


TEMPO.CO - Jakarta. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (tengah) mengamati daging sapi segar pada acara penjualan daging sapi murah di Jakarta (22/7). ANTARA/Fanny Octavianus
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...-Tanjung-Priok


Haram, Daging Impor Berhormon Penggemuk
Minggu, 28 Juli 2013 , 06:04:00

BOGOR - Para ulama Bogor mendesak pemerintah segera memberikan penjelasan soal layak tidaknya daging sapi impor di pasaran. Jika memang daging 'sapi bule' itu mengandung hormon penggemuk yang membahayakan kesehatan, maka daging tersebut haram untuk dikonsumsi. “Kalau sudah ditetapkan berbahaya, jelas masuk kategori haram. Atau istilah Islamnya, Halal tapi tidak toyib,” ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Ahmad Mukri Adji, kemarin.

Mukri menjelaskan, status halal tapi tidak toyib artinya halal tapi dilarang untuk dikonsumsi. Menurut Islam, sapi tetap menjadi barang yang halal. Status haram bisa divoniskan, jika daging tercampur zat-zat asing yang membahayakan tubuh manusia. “Kami belum menerima edaran dari MUI Pusat. Yang jelas, jika memang berbahaya, harus ditarik dari peredaran,” kata dia. Penetapan haram daging impor ini, kata Mukri, harus berdasarkan hasil penelitian yang valid. “Fatwa haram halal itu nanti setelah MUI Pusat menerima hasil penelitian dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),” tekannya.

Seperti banyak dikabarkan, daging sapi impor yang didrop dari Australia baru-baru ini ternyata belum sepenuhnya aman untuk dikonsumsi. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengabarkan, dari sisi kesehatan, daging yang mengandung hormon penggemuk memiliki sifat karsinogenik yang bisa memicu kanker. Padahal, Indonesia sudah melarang penggunaan hormon ini.

Dari data yang dilansir, Amerika Serikat (AS) dan Australia hingga kini masih melakukan praktik pemberian hormon pada sapi. Hormon ini diberikan untuk memacu pertumbuhan sapi sehingga sapi akan mencapai bobot badan maksimal dalam waktu singkat. Menurut YLKI, sudah banyak warga AS yang terkena kanker akibat hormon ini dan kini sapi impor itu sudah beredar di Indonesia.

Wakil Sekjend MUI Pusat, Welia Safitri menambahkan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu penetapan status daging impor sapi dari BPOM. Jika memang BPOM menetapkan daging tersebut tidak layak konsumsi, lanjut Melia, MUI akan menggelar sidang Komisi Fatwa. “Sampai saat ini kami belum membahas. Tapi, kami juga menunggu hasil penelitian BPOM. Hasil penelitian inilah yang akan kami sidangkan untuk meninjau aspek halal haramnya,” kata dia.

Polemik pengadaan hormon berbahaya di dalam daging sapi impor ini juga mengundang perdebatan di sejumlah ulama. Ketua PP Muhamadiyah Kota Bogor, Didin Buchori mengatakan, BPOM harus segera memberikan kepastian status daging tersebut. “Menurut aturan Islam, sesuatu yang berstatus membahayakan, tentu dilarang atau diharamkan,” kata dia.

Terlebih, kata dia, adanya efek samping akibat penyusupan hormon penggemuk ke dalam daging tersebut menjadi pertimbangan besar bahwa Pemerintah Pusat harus segera mengambil keputusan. “Jangan sampai sudah dikonsumsi masyarakat, tetapi baru ditetapkan halal haramnya,” tandasnya.

Impor Daging Distop
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bogor, Mangahit Sinaga menegaskan, sistem impor daging perlu distop meskipun stok daging sapi lokal belum bisa memenuhi kuota kebutuhan daging warga Bogor. Kebutuhan daging di Kota Bogor adalah 30 ekor per hari. Jumlah ini sudah termasuk kalkulasi dari sapi kebutuhan pelaku usaha dan konsumsi rumah tangga. “Harga daging impor berada di kisaran harga Rp70 sampai 75 ribu dan daging lokal kisaran Rp90-95 ribu,” kata Ketua BPSK Kota Bogor itu.

Persoalan daging impor juga ada pada kualitasnya. Di pasaran, tekstur daging impor mudah hancur dibanding daging lokal. “Kalau dimasak daging lokal itu empuk tapi tidak hancur, tapi kalau yang impor saat dimasak malah hancur,”ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Sutrisno
http://www.jpnn.com/read/2013/07/28/...mon-Penggemuk-




Ulama Bogor Tanyakan Kehalalan Daging Sapi Impor
Sabtu, 27 Juli 2013 | 14:00 WIB

inilah..com, Bogor - Status kehalalan daging impor terus menjadi polemik ditengah masyarakat. Tokoh ulama Bogor mendesak pemerintah segera memberikan penjelasan terkait keabsahan status daging impor ini. Informasi yang menyebutkan daging sapi impor menggunakan hormon penggemuk menjadi pemicu kegamangan masyarakat ini. "Informasi seperti itu yang harus dipertegas kebenarannya oleh pemerintah. Kalau memang benar sapi impor pakai hormon penggemuk, yah harus diumumkan, sebab akan berpengaruh kepada masalah kehalalan daging itu sendiri," jelas Ketua MUI Kab Bogor, KH Ahmad Mukri Adji, Sabtu (27/7/2013).

Ahmad menjelaskan, dalam Islam, sapi adalah bahan makanan yang halal. Tetapi bisa berubah menjadi haram, ketika ada campuran zat-zat kimia yang berbahaya didalam kandungan daging sapi tersebut. "Istilah Islam-nya halal tapi tidak toyib. Arti barang tersebut halal tetapi dilarang untuk dikonsumsi. Kalau informasi yang menyebutkan daging impor menggunakan hormon penggemuk, yah harus dilakukan pemeriksaan lagi, untuk menentukan keabsahannya," jelas Ahmad.

MUI sendiri, dikatakan Ahmad, bisa menetapkan haram atau halal-nya daging impor harus melalui kajian yang valid. "MUI bisa menetapkan kalau sudah ada hasil penelitian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Setelah ada hasil BPOM, baru MUI akan menggelar sidang," paparnya. Sebagaimana diketahui, berdasarkan keterangan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melansir, daging sapi impor masih belum sepenuhnya aman. Karena disinyalir daging tersebut mengandung hormon penggemuk yang diberikan kepada sapi. Hormon ini sendiri sudah dilarang di Indonesia
http://www.inilahkoran.com/read/deta...ing-sapi-impor




Daging impor disertai sertifikat Halal
Kamis, 25 Juli 2013 21:40 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Daging sapi yang didatangkan Perum Bulog dari Australia dilengkapi dengan sertifikat halal dan terjamin kualitasnya, kata Dirut Perum Bulog Soetarto Alimoesa di Jakarta, Kamis. Kepada wartawan di Gedung Perum Bulog, Kamis, dia menyebutkan sertifikat halal itu dikeluarkan resmi oleh Supreme Council of Halal Meat in Australia (SICHMA), Islamic Co-Ordinating Victoria dan Western Australia Halal Autority (WAHA) yang diakui legalitasnya oleh Majelis Ulama Indonesia. "Jadi, dagingnya halal semua. Masyarakat tidak perlu ragu lagi," tegasnya.

Sutarto menyatakan, untuk persiapan Hari Raya Idhul Fitri, Bulog mendatangkan 1.093,8 ton daging sapi segar dari Australia yang dikirim bertahap mulai Rabu kemarin sebanyak 64,68 ton. Hari ini, sudah datang 85,41 ton, sedangkan terakhir besok Jumat sebanyak 96,97 ton berlabuh di Tanjung Priok. Sutarto melanjutkan, dari daging impor yang masuk, telah disalurkan ke pasar 46,89 ton dengan harga jual mulai Rp67.000 sampai Rp77.000 per kilogram. "Kami sudah salurkan lewat operasi pasar yang kita lakukan dengan harga relatif murah. Kalau harga yang harus dijual kan harusnya Rp80 ribu sampai Rp85 ribu," katanya.

Dirut Bulog mengharapkan masyarakat tidak panik dan khawatir kekurangan daging selama hari raya, sedangkan Bulog sendiri siap memenuhi dan menggelar operasi pasar untuk memastikan masyarakat mendapatkan daging dengan harga murah, berkualitas dan memenuhi standar kesehatan.
http://www.antaranews.com/berita/387...rtifikat-halal





YLKI: Awas, Hormon Berbahaya Pada Daging Impor Australia
Thursday, 25 July 2013 16:40

itoday - Daging sapi impor asal Australia mengandung dua kecacatan yang harus diwaspadai. Yakni, cacat harga karena terlalu mahal, dan cacat kualitas karena mengandung hormon penggemukan. Peringatan itu disampaikan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, melalui akun Twitter @TulusAbadi. "Daging sapi impor dr Aussie mengandung 'dua cacat': 1. Cacat Harga (terlalu mahal), 2. Cacat kualitas (mengandung hormon).

Menurut Tulus, pemerintah tidak memberi jaminan bahwa daging sapi dari Australia yang diimpor pemerintah melalui Bulog itu bebas hormon penggemukan. Penggunaan hormon untuk daging sapi bisa memicu kanker, karsinogenik. Australia adalah salah satu negara yang masih melegalkan hormon untuk penggemukan sapi. Sedangkan Indonesia sendiri, sejak 1988 telah melarang penggemukan sapi dengan hormon.
http://www.itoday.co.id/politik/ylki...mpor-australia



Kasus Impor Daging
Daging Impor Ternyata Berbahaya
Kamis, 25 Juli 2013, 08:54 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging sapi impor kembali menuai kritikan. Kali ini, daging yang belum lama ini tiba dari Australia diduga mengandung hormon yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, dari sisi kesehatan, daging yang mengandung hormon penggemuk memiliki sifat karsinogenik yang bisa memicu kanker. Padahal, kata dia, Indonesia sudah melarang penggunaan hormon ini, namun pelaksanaannya tidak maksimal.

Amerika Serikat (AS) dan Australia masih melakukan praktik pemberian hormon pada sapi. Hormon ini diberikan untuk memacu pertumbuhan sapi sehingga sapi akan mencapai bobot badan maksimal dalam waktu singkat. ''Sudah banyak warga AS yang terkena kanker akibat hormon ini dan kini sapi impor itu sudah beredar di Indonesia,'' kata Tulus, Rabu (24/7).

Badan Urusan Logistik (Bulog) telah mengimpor daging sapi dari Australia untuk mengendalikan harga daging sejak 16 Juli 2013. Pengiriman pertama sebanyak 4.000 kilogram (kg) melalui kargo Bandara Soekarno-Hatta. Hingga kini, jumlah daging sapi impor asal Australia yang telah beredar sebanyak 25 ton. Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso memastikan daging yang diimpor dari Autralia sudah mencapai standar kebersihan dan rasa, meskipun dalam bentuk daging beku. Masyarakat, kata dia, tetap diberi pilihan untuk memilih daging impor atau lokal. Bulog tidak memaksa masyarakat untuk membeli daging impor.

Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron menyatakan, dugaan peredaran daging impor yang mengandung hormon akan dikoordinasikan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Kita ingin apa-apa yang dikonsumsi masyarakat terjamin keamanannya," kata Ali. Menurut Humas Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Eddy Purnomo, petugas telah memeriksa secara organoleptik terhadap daging, kemasan, dan dokumen yang menyertainya. Pemeriksaan petugas terhadap daging juga meliputi aspek aman, sehat, utuh, dan halal.

Uni Eropa (UE) melarang impor daging dari AS yang mengandung hormon sejak 1988. AS menganggap hormon tak berbahaya bagi manusia dalam batas tertentu. Bahkan, Australia mengklaim hormon tak memiliki efek negatif. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menilai larangan UE tidak didukung bukti ilmiah. Secara ilmiah, terdapat dua paham terkait penggunaan hormon pertumbuhan sapi. "Memang ada pro dan kontra, sekarang bergantung pada pemerintah dalam menentukan sikap," ujar Sekretaris Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Jawa Barat Robi Agustiar. Hormon sebagai penyebab kanker, kata dia, masih perlu dibuktikan.

Ketua Forum Peternak Sapi (FPS) Jawa Timur Purnomo menegaskan, peternak menolak daging impor karena bukan solusi mengatasi persoalan harga. Peternak sapi rakyat harus menjadi subjek penyokong penyediaan sapi dalam negeri dan pemerintah harus memiliki program jelas untuk peternak. n ahmad islamy jamil/meiliani fauziah/c12/bowo pribadi/andi nur aminah/fenny melisa ed: m ikhsan shiddieqy
http://www.republika.co.id/berita/ko...yata-berbahaya

------------------------------

Dagingnya halal, tapi dikasih hormon pertumbuhan. Meski harga daging impor itu murah, tapi risiko terkena penyakit kanker di masa depan, seharusnya menjadi bahan pertimbangan konsumen Indonesia yang suka mengkonsumsinya.

emoticon-Sorry
0
6.7K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.