Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

slametlontongAvatar border
TS
slametlontong
Polisi Papua memiliki harta sampai 1.5 Triliun !!!
Jakarta, Aktual.co — Aiptu Labora Sitorus, petugas polisi yang bertugas di Polres Sorong dikabarkan memiliki harta senilai Rp 900 miliar. Polisi ini diduga memiliki bisnis karaoke dan polanya patut dicurigai.

Namun, Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian meluruskan kabar tersebut. Ia mendapatkan informasi bahwa harta milik bintara tinggi tersebut senilai Rp1,5 triliun. Harta itu didapatkan sejak 2007 hingga 2012.

"Berapa jumlah rekening Labora kini, saya belum tahu karena masih dihitung. Adapun jumlah transaksi keluar masuk uang di rekening yang bersangkutan bervariatif. Kadang ratusan juta, kadang juga miliaran," ungkapnya.

Masih kata Tito, saat ini Labora Sitorus masih diperiksa sebagai saksi terkait dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak yang diduga sebagai sumber dana yang bersangkutan.

Bahkan, kata Kapolda tim gabungan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polda Papua sudah mengamankan seribu ton BBM milik Labora di Sorong karena diduga tidak sesuai prosedur.
(Ant)
Ari Purwanto


Wow, Polisi Papua Punya Rekening Gendut Rp 1.5 Triliun
OPINI | 14 May 2013 | 18:14 Dibaca: 3285 Komentar: 28 4 aktual

Kasus rekening gendut Jenderal-jenderal polisi belum ada satupun yang ditindaklanjuti mabes polri, justru KPK yang terlebih dahulu menyidik Irjen Djoko Susilo terkait tindak pidana korupsi simulator SIM di Korlantas Polri dan tindak pidana pencucian uang sejak menjabat sebagai kapolres Bekasi. Padahal nama Irjen Djoko Susilo tidak ada dalam daftar Laporan Hasil Analisis (LHA) yang dikirim PPATK ke Mabes Polri.

Nama-nama jenderal pemilik rekening gendut dalam LHA PPATK antara lain ; Dai Bachtiar, Adang Darajatun, Budi Gunawan, Susno Duadji (rumah di Kebayoran Baru, Cinere dan Bukit Dago Pakar Bandung seharga miliaran), Mathius Salempang, Badrodin Haiti, Bampang Suparno, Dikdik Mulyana Aried dll sampai sekarang tidak pernah dilidik apalagi disidik oleh Mabes Polri atau KPK. Mungkin mabes polri enggan menyidik karena yang dilaporkan PPATK adalah perwira tinggi (Jenderal), lain halnya apabila yang dilaporkan adalah perwira menengah atau bahkan bintara dan tamtama, pasti segera ditindak lanjuti tanpa perlu menunggu didesak-desak oleh majalah tempo, LSM atau masyarakat.

Nah, hal tersebut terjadi kepada polisi perwira rendah di Polres Sorong, Aiptu Labora Sitorus yang berdasarkan LHA dari PPATK ke Mabes Polri, mempunyai transaksi mencurigakan dalam rekeningnya hingga Rp 1.5 Triliun dalam rentang waktu tahun 2007-2012. Sungguh nilai uang yang sangat sangat besar sekali untuk ukuran polisi rendahan berpangkat Aiptu. Saya harus bilang WOW sambil koprol.

Saat ini tim penyelidik gabungan dari mabes polri dan polda papua telah diturunkan ke Sorong untuk menindaklanjuti LHA PPATK. Hasil penyelidikan awal disimpulkan bahwa Aiptu mendapatkan uang sebanyak itu dari aktivitas bisnis Penebangan kayu ilegal, Penyelundupan BBM (beli dari kapal tanker di tengah laut dan menjual kepada kapal dan industri di darat), penjualan minuman keras ke tempat hiburan dan karaoke plus-plus. Tim penyelidik bergerak sangat cepat menindaklanjuti laporan PPATK, karena kebetulan Kapolda Papua adalah Irjen Tito Karnavian, perwira polisi terbaik saat ini, yang biasa bergerak cepat merespon setiap isu penting, pintar, berani, dan tegas tanpa pandang bulu. Dr Azahari dan Noordin M Top pun ia tembak mati.

Tito Karnavian adalah peraih Adhi Makayasa angkatan 1987, mantan kadensus 88 yang kadang memimpin sendiri penyergapan dan penangkapan teroris, doktor penanggulangan teroris dari National University Singapore, sangat cocok menjadi Kapolri pengganti Timur Pradopo jika memang mabes polri ingin menjadi polisi yang profesional.

Mudah-mudahan penyelidikan dan penyidikan polisi pemilik rekening gendut Aiptu Labora Sitorus bisa dituntaskan, dan setelah itu dilanjutkan penyelidikan dan penyidikan terhadap jenderal pemilik rekening gendut. Sehingga jenderal-jenderal tersebut tidak senyum senyum bahagia menikmati kekayaannya setelah pensiun, contoh paling nyata, Susno Duadji yang senyum-senyum bahagia karena berhasil mengerjai dan membuat Jaksa agung menuruti keinginannya di eksekusi ke lapas cibinong dan bisa hidup nyaman dikamar sekelas hotel bintang 2, dan lolos dari kamar 1M x 2M di lapas Sukamiskin Bandung.

http://hukum.kompasiana.com/2013/05/...un-556094.html

Diubah oleh slametlontong 16-05-2013 18:19
0
5.3K
54
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.