Sullivan86
TS
Sullivan86
Akhirnya, Pohon Beringin Yang Menjadi Icon Kota Jayapura Telah Ditebang
Hari Selasa, 12 April 2013 yang lalu, sesudah melantik Bupati dan Wakil Bupati Paniai di Jayapura, Lukas Enembe, Gubernur Papua yang baru, berujar kepada wartawan bahwa menjadi Gubernur Papua harus “… sedikit `gila-gila’.” Dan, hari ini, Jumat 19 April 2013, ia benar-benar membuktikan `ke-`gilaan’-nya’ itu. Sebuah pohon beringin yang selama puluhan tahun tegak berdiri dengan megahnya di depan Kantor Gubernur di bilangan Dok II Jayapura diperintahkannya untuk ditebang. Musnah sudah salah satu ikon kota Jayapura!

Banyak pihak berusaha untuk menebak-nebak apa alasan sebenarnya Enembe menghantam pohon beringin yang tidak berdosa itu. Yang resmi beredar di masyarakat, seperti diberitakan media lokal, adalah karena akar pohon itu dikuatirkan akan merusak bangunan gedung Kantor Gubernur. Jelas alasan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Ketika Gubernur Acub Zainal pada tahun 1976 menanam pohon itu, ia sudah memperhitungkan dengan baik jarak antara lubang tempat pohon itu ditanam dengan sisi paling luar gedung. Belakangan, lewat beberapa anak buahnya, Enembe berkilah bahwa pohon itu perlu ditebang karena merusak pemandangan dan pada lokasi itu akan dibangun tempat pengaduan masyarakat. Lagi-lagi alasan yang tidak masuk akal, karena kantor Inspektorat Provinsi Papua, yang secara struktural bertanggungjawab untuk menangani keluhan masyarakat atas kinerja birokrat yang buruk, hanya berjarak tidak sampai 40 meter dari lokasi pohon beringin itu.

Dari beberapa staf Kantor Gubernur Papua diperoleh informasi bahwa semalam sebelum penebangan pohon itu berlangsung, telah dilakukan acara doa yang melibatkan sejumlah pendeta dan jemaat dari denominasi tertentu. Keesokan harinya, doa masih sekali lagi diulang — dihadiri oleh sejumlah pendeta dari denominasi Pantekosta dan GIDI. Doa dan kehadiran para pendeta ini bisa membuka sedikit tabir mengapa pohon beringin ini ditebang. Rupanya, mereka mempercayai bahwa pada pohon ini bersarang sejumlah makhluk halus, dan bahwa makhluk halus itu akan mengganggu Enembe sehingga tidak bisa bekerja sebagai Gubernur dengan baik. Dan, rupanya sang Gubernur pun termakan oleh anggapan itu. Ia mengatakan “… Mungkin ya gubernur-gubernur lain takut mau kasih rubuh karena percaya dua, tiga Tuhan. Jadi, kita ini percaya satu Tuhan saja. Apakah buruk atau baik, jalan dulu” (http://www.portalkbr.com/nusantara/p...0933_4263.html).

Yang luar biasa, pihak yang menebang pohon ini sama sekali bukan pegawai Biro Umum Kantor Gubernur Papua, melainkan sejumlah anggota masyarakat dari permukiman Dok 9 yang dikoordinir oleh dua orang anggota DPR Papua dari Partai Demokrat, yaitu Boy Dawir dan Yunus Wonda. Rupanya kedua punggawa daerah untuk partai berlambang mobil mewah Mercedes ini tidak pernah tahu bahwa boss mereka, Ketua Umum Partai Demokrat, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, pernah membuat komitmen di hadapan pimpinan bangsa-bangsa di dunia, bahwa Indonesia akan mengurangi emisi karbon secara drastis — salah satunya dengan melindungi hutan alias mencegah penebangan pohon (http://iklimkarbon.com/2010/02/24/ko...indonesia-2020).

Sejumlah aktivis lingkungan dan masyarakat luas di Jayapura hanya bisa menyaksikan pertunjukan arogansi kekuasaan itu dengan menahan amarah di dalam dada. Mereka mencoba untuk berbicara dengan Ir. George Karma, Kepala Dinas Kehutanan. Intinya mereka ingin memperoleh penjelasan mengapa tidak ada staf yang punya nyali untuk mengingatkan Enembe tentang perbuatannya itu. Karma menjawab, “Sebetulnya rencana penebangan pohon beringin ini sudah lama ada. Masalahnya akar pohon beringin sudah merusak bangunan kantor.” Tetapi ketika didesak bagaimana ia bisa membuktikan hal itu, Karma hanya bisa tersenyum kecut. Ia membenarkan bahwa menurut teori, ujung akar paling luar dari pohon itu adalah sejauh sisi luar kanopi pohon, yang masih jauh dari bagian gedung yang terluar.

Apa akibat dari perbuatan kriminal ini? Yang jelas, tidak akan ada orang yang menjadi takut menebang pohon. Semua upaya yang telah dilakukan dengan susah payah untuk mengingatkan orang Papua agar bangga dengan hutannya yang merupakan salah satu dari sangat sedikit paru-paru dunia yang tersisa menjadi buyar dan sirna sia-sia ketika Enembe membuktikan ke-`gila’-annya dengan menebang pohon besar yang tumbuh dengan subur di depan kantornya sendiri. Masyarakat yang bermukim di lereng-lereng cagar alam Cycloop seperti diberikan semangat baru untuk semakin membabat pohon-pohon — tidak peduli bahwa pada satu ketika banjir bandang Wasior tanggal 4 Oktober 2010 di Wasior, Papua Barat, akan menghantam kota Jayapura dan Sentani, tetapi dengan jumlah korban yang pasti jauh lebih banyak.

Sumber : http://regional.kompasiana.com/2013/...campaign=Khewp

Dulu


Sekarang


Update

Miris gan lihat icon kota Jayapura telah tiada emoticon-Sorry

Update 2


padahal pohon itu punya nilai sejarah dan budaya karena ditanam oleh Perdana Menteri Papua Nugini, Michael Sumare pada tahun 1975. Pohon beringin ditanam sebagai lambang persahabatan dan hubungan komunikasi politik antara Papua dan Papua Nugini.
Kalo agan-aganwati liat langsung, ni pohon super gede. Kira-kira diameternya mencapai 3-4 meter. Kalo lagi berguguran, cocok untuk jd tempat foto-foto karena serasa diluar negri..
Sekarang semua itu hanya tinggal kenangan.....

Spoiler for "tambahan":


Spoiler for "Niatnya untuk berbagi kepada pace-mace Jayapura, tak taunya...":


Spoiler for "UPDATE":
Diubah oleh Sullivan86 23-04-2013 11:49
0
41.9K
678
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.