TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Elektabilitas Partai Demokrat kembali terperosok, diikuti Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sekalipun Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melucuti otoritas Ketua Umum Anas Urbaningrum, elektabilitas Demokrat tetap turun.

"Langkah SBY mengambil alih kendali partai dari tangan ketua umumnya, diapresiasi negatif oleh publik. Citra Partai Demokrat kian terbenam, elektabilitasnya semakin terjun bebas," ujar peneliti senior Lembaga Survei Jakarta (LSJ) Rendy Kurnia di Pulau Dua, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Hasil survei LSJ yang dilakukan pada 9-15 Februari 2013, menempatkan Partai Demokrat di angka (6,9) persen, di bawah Gerindra (10,3 persen), PDI Perjuangan (16,5 persen), dan Golkar (18,5 persen).

Lalu ada NasDem (4,5 persen), PKS (2,6 persen), PAN (2,5 persen), PPP (2,4 persen), dan PKB (1,8 persen). Menurut Rendy, menurunnya elektabilitas Demokrat dan PKS merosot karena banyak persoalan seperti korupsi.

Demokrat misalnya, terjadi karena paling banyak kadernya tersangkut kasus korupsi (67,3 persen), disusul PKS (5,8 persen), menurut responden.

Fakta bertenggernya PKS di posisi kedua setelah Demokrat cukup fenomenal, mengingat dalam survei LSJ sebelumnya, dan juga suveri berbagai lembaga lainnya, posisi kedua masih ditempati Partai Golkar. Kini Partai Golkar berada di posisi ketiga (5,2 persen).

"Seandainya pemilu dilaksanakan sekarang, mereka yang mengaku akan memilih Demokrat hanya 6,9 persen, sedangkan yang memilih PKS hanya 2,6 persen. Angka ini jauh di bawah perolehan suara PKS pada Pemilu 2013 sekitar 8 persen," ulas Rendy. (*)

Sulit utk tidak percaya gan