Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Tatung Wajib Taat Aturan


Singkawang – Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang mengultimatum Panitia Festival Imlek dan Cap Go Meh 2013 agar melarang tatung kotor dan sadis ikut pawai. Misalnya tatung yang gemar memakan anjing dan darahnya, kepala kucing, ayam, atau babi mentah.

“Yang ikut pawai itu tatung yang bersih-bersih saja. Kalau ada tatung kotor dan sadis jangan diikutkan. Kalau mereka komplain dengan larangan saya, maka saya persilakan untuk menghadap saya,” tegas Drs H Awang Ishak MSi, Walikota Singkawang, kepada wartawan, Selasa (22/1).

Tatung merupakan bahasa Hakka, yang artinya orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Raganya itu dijadikan alat komunikasi atau perantara oleh dewa atau roh para leluhur.

Pada perayaan Cap Go Meh yang jatuh setiap hari ke-15 Imlek, tahun ini bertepatan pada 25 Februari, tatung-tatung tersebut pawai di ruas jalan Kota Singkawang. Pada tahun sebelumnya, hampir ribuan tatung yang pawai. Sebagian besar tatung tersebut memang tampak bersih, ada yang seperti penampilan dewa-dewa, lengkap dengan tandu dan pakaian dan senjata khasnya. Tetapi ada pula tatung yang kotor dan sadis, yang pawai dengan berjalan kaki atau menaiki tandu seadanya.

Siapa pun yang melihat aksi tatung kotor dan sadis itu tentunya akan bergidik. Pasalnya, mereka gemar menghirup darah anak anjing yang baru dipenggal, memakan daging-daging mentah, dan lainnya. Tatung kotor dan sadis inilah yang dilarang Pemkot Singkawang untuk ikut pawai pada Cap Go Meh tahun ini. Kalaupun mereka masih ada, Panitia Festival Imlek dan Cap Go Meh yang sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Walikota Singkawang, hendaknya menyuruh mereka beraksi di tempat masing-masing, bukan ikut pawai.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, larangan serupa juga diberlakukan. Tetapi ketika pelaksanaan pawai, masih saja berkeliaran tatung-tatung kotor dan sadis. Panitia mengaku kesulitan melarangnya.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, Awang meminta Panitia Festival bertindak tegas, kalau mereka komplain dan masih ngotot ingin ikut pawai, pria bertubuh jangkung ini mempersilakan tatung datang ke rumahnya.

Selain itu, Awang juga memerintahkan panitia tidak melibatkan warga muslim dalam perayaan Cap Go Meh. Misalnya sebagai pemegang bendera, pemikul tandu tatung, atau lainnya. “Caranya, kalau ada warga muslim yang mau mendaftar untuk memikul tandu tatung, maka pihak panitia harus menolaknya,” jelas Awang.

Apabila Panitia Festival Imlek dan Cap Go Meh 2013 tidak mengindahkan kedua larangan tersebut, maka Awang tidak akan mengizinkan Festival Imlek dan Cap Go Meh pada tahun depan. Ancaman ini tidak main-main.

Dengan mematuhi kedua larangan tersebut, menurut Awang, tidak akan mengurangi kemeriahan Festival Imlek dan Cap Go Meh. Pelarangan ini bukan pula menunjukkan kalau Pemkot Singkawang tidak mendukung kegiatan keagamaan ini. “Itu adalah budaya keagamaan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Silakan kalau panitia mau mengemasnya Cap Go Meh itu lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya, asalkan mematuhi kedua larangan tersebut. Kami dari Pemkot Singkawang akan tetap mendukungnya,” kata Awang.

Selain mengharapkan ide-ide kreatif Panitia Festival Imlek dan Cap Go Meh untuk mengundang para wisatawan dalam jumlah besar, Awang menyarankan agar tidak membangun podium untuk para pejabat yang hadir menyaksikan event tahunan itu. “Biarkan saja para pejabat dari provinsi, pusat, maupun pejabat daerah berbaur menonton Cap Go Meh seperti yang lainnya. Yang penting keamanannya yang dijaga. Karena kalau nonton dari podium tidak bebas dan membosankan. Sehingga alangkah baiknya nonton berbaur dengan masyarakat awam. Bise juak susok sasap,” saran Awang.

Terkait menonton Festival Imlek dan Cap Go Meh ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Singkawang telah mengeluarkan fatwa haram bagi umat Islam. Tetapi menurut Awang, larangan itu untuk umat Islam secara individu.

Kendati MUI memfatwakan haram menonton Festival Imlek dan Cap Go Meh, Awang tetap akan menontonnya. “Karena saya walikota milik semua golongan, agama, dan etnis yang ada di Kota Singkawang. Sehingga tidak bisa tidak harus hadir atau nonton, Cap Go Meh harus didukung kesuksesannya,” pungkas Awang. (dik)

http://www.equator-news.com/singkawa...ib-taat-aturan

gimana pendapat para kaskuser kalbar pada umum nya dan singkawang khususnya?emoticon-Big Grin
0
5.5K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.