Kejadian ini dialami oleh saya sendiri, yang pada pagi itu ( 09.00 WIT , jumat 28/12/2012 ) ingin menyetorkan uang kakak di Mandiri Cabang Wosi, Manokwari.

Saya yang membawa segepok uang (jumlahnya ada puluhan juta) tidak menuliskan jumlahnya pada resi penyetoran. Karena (seperti biasa) minta dihitungkan dulu oleh teller dengan mesin penghitungnya. Barulah setelah itu saya tulis jumlahnya di resi. Tentu saja itu arahan kakak saya karena dia tidak ingin repot-repot menghitung uang tsb.

Melihat hal tsb, sang teller yang bernama Rahmayanti langsung membentak saya dengan bahasa yang kasar "Bah, ko ini bagaimana??? kenapa ko tra (tidak--bahasa papua) isi ini nominalnya??? "

saya ingin menjelaskan kepada teller tersebut namun pembicaraan saya dipotong "Dimana-mana itu orang kalo mau setor dihitung dulu!! sudah pergi hitung sendiri baru tulis sana!!". Aneh padahal sebelum-sebelumnya saya melakukan hal serupa tapi tellernya dengan senang hati menghitungkan uangnya terlebih dahulu..

Dengan muka merah saya pun keluar antrian dan menuliskan jumlah nominal dengan perkiraan.

Lalu saya masuk lagi ke antrian terdepan, namun dengan teller yang berbeda--seorang pria. Karena masih emosi dengan teller wanita yg disebelah, saya bertanya pada teller pria tsb , "Bapak kalau boleh tahu kepala cabang disini bernama siapa ya?"

eh tiba-tiba tuh teller rese berteriak " Mau lapor kamu?? Lapor saja sana!! Kepala cabang ada dalam ruangan itu!! Lapor sana!!"

karena malu, saya juga ikut meninggi dan mendebat wanita tsb hingga satpam dan kepala cabang menghampiri kami. Sang kepala cabang bertanya,"Loh, ini rekeningnya pak XXX yang di DPR itu ya?" , ada masalah apa?"

ane liat reaksi dua teller tsb langsung terperanjat (karena ternyata kacabnya kenal baik dengan kakak saya)

sang teller pria pun langsung gelagapan menjelaskan perihalnya namun sang kacab tidak begitu perhatikan karena cara berbicaranya kurang jelas.

akhirnya saya pun pulang setelah sebelumnya saling beranggukan dengan kepala cabang dan teller pria.

di pintu keluar, seorang nasabah menghampiri saya dan juga menceritakan keluhan dengan pelayanan Mandiri disitu.


FYI, sebelumnya saya sdh membaca beberapa status teman yg mengeluhkan perlakuan kasar teller Mandiri, bahkan istri saya sendiri pun pernah mengalami hal serupa (bahkan dengan orang yang sama).


Semoga pihak Mandiri membaca hal ini dan segera memperbaiki mutu pelayanannya... Memang dimaklumi kalau pekerja bank pastinya capek dan penuh tekanan, tapi bukan berarti bisa melimpahkan emosinya kepada nasabahnya.

FAQ :




komen favorit..










1. selamat agan udah mencerminkan diri agan dengan segala prejudice, prasangka dan penghakiman agan serta tuduhan tak berdasar tsb.
2. yang ane merahin, bukannya prosedurnya emang gitu? mau ane tulis nominal kek, enggak kek, tetap harus melewati proses tsb kan?

lagian duitnya udah rapi dibundelin, teratur sama sisi. so where's the problem dude?

terima kasih atas segala jenis tanggapan dari agan-agan sekalian. maaf yah ane ga bisa quote/balas satu persatu..


update dari seorang Teller :



UPDATE LAGI :


ane malah melihatnya si teller bosan dan frustasi dgn pekerjaannya, mau keluar mesti bayar denda. jadi cari cara buat dikeluarin tanpa bayar denda...
lagian waktu ane datang masih pagi, sekitar jam 9-an, masa udah kecapean?
waktu dia bentak ane, ane belum keluarin uangnya gan.. jadi belum gepokannya...


satu penjelasan lagi buat jongkokerz..



UPDATE LAGI, bukti setoran pada buku tabungan:


keterangan : cocokkan tanggal pembukuannya dengan kode transaksinya (11 = penyetoran )