BUDAYA JAWA DAN JEPANG
Karena budaya Indonesia sangat luas dan beraneka ragam, kami mengambil sampel satu yaitu dari budaya Jawa (dalam hal ini ialah Jawa Tengah). Tanpa ada maksud untuk menyinggung SARA atau yang lainnya. Sebagai perbandingannya kami mengambil budaya Jepang, sebagai pembelajaran atas penulis dan pembaca.
A.\tBudaya Membungkuk
Orang-orang di Jawa cenderung membungkuk dihadapan orang yang lebih tua, kedua orang tua, atau bahkan pejabat. Hal ini dilakukan karena tersebut adalah bentuk dari sebuah penghormatan. Unutk membungkuk sendiri biasanya dilakukan saat bertemu orang tersebut, atau saat lewat di depan orang tersebut.
Kita sudah tahu tahu bahwa salah satu budaya Jepang adalah membungkukkan badan. Sama halnya dengan di Jawa, yaitu hal ini dilakukan untuk memberikan penhormatan. Bedanya adalah adalah, membungkuk ini dilakukan didepan orang yang dianggap pantas untuk dihormati, seperti orang tua, orang yang dianggap lebih baik dari diri sendiri, atau para petinggi. Selain itu, membungkuk juga sebagai pengganti ‘berjabat tangan’.
B.\tBudaya Minta Maaf dan Memaafkan
Pada umumnya, orang Jawa akan minta maaf karena telah melakukan kesalahan sekecil apapun itu, seperti saat lupa atau saat salah dalam mengerjakan sesuatu. Walaupun akibat yang ditimbulkan tidak besar, permintaan maaf biasa dengan ucapan “ngapuntene, nggeh” dalam bahasa Indonesia yaitu maafkan saya. Selain itu ada pula pepatah “Jembar Segarane” yang artinya lapang dada atau mudah memaafkan.
Orang Jepang dikenal dengan harga dirinya yang sangat tinggi, dan memilih meminta maaf lebih dulu ketika berbuat salah. Permintaan maaf biasanya mengucapkan “Gomen Nasai”atau yang lebih resmi “Moshiwake Arimasen” (artinya adalah mohon maafkan saya). Secara ekstrim ada yang karena sangat menyesalnya hingga melakukan seppuku atau harakiri (bisa diartikan bunuh diri secara terhormat)
C.\tBudaya Makan
Secara tradisional orang Jawa makan dengan tangan atau disebut “Muluk” beberapa ada yang mengatakan “Njimpit” karena hanya menggunakan 3 jari tangan. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, orang sekarang makan dengan sendok-garpu. Selain itu, Orang Jawa suka makan dengan Nasi yang banyak dan lauk yang sedang, bahkan ada yang bilang “mangan nek ora karo sego kuwi kurang warek” (makan tanpa nasi itu, kurang kenyang).
Karena ada pengaruh Agama Islam yang kental di Jawa, saat makan biasanya akan membaca Basmalah dan diteruskan do’a sebelum makan…kemudian jika sudah selesai ditutup dengan bacaan hamdalah dan do’a sesudah makan.
Orang Jepang biasa makan menggunakan Sumpit seperti orang China (karena mereka serumpun), dan meletakkan nasi diatas mangkuk. Sebelum makan biasanya mereka mengucapakan “Ittadakimasu” (sebuah ucapan syukur) dan menutupnya dengan “Gosichosama deshita”
D.\tBudaya Gotong Royong
Di Jawa, rasa kekerabatan diantara masing-masing indivdu sangatlah kuat. Sebagai contoh, apabila ada seorang tetangga yang meninggal, maka seluruh RT/RW atau bahkan Desa akan berbondong-bondong untuk takziyah kepada keluarga yang ditinggal dan menghiburnya, serta membantu meringankan beban keluarga tersebut. Contoh lain, adalah ketika seseorang memiliki hajat untuk sebuah acara, maka tetangga yang lain tanpa diundangpun akan datang membantu mempersiapkan acara tersebut. Dari membantu memasak, memasang tratak (tenda) dan yang lain.
Sama halnya di Jawa, rasa kekerabatan orang Jepang juga tidak kalah erat. Terbukti, saat terjadinya Gempa dan Tsunami serta Nuklir yang bocor, mereka tetap saling bantu-membantu, dan masih mempertahankan kesabarannya.
Sumber : Hasil dari melihat, mempelajari, mendengar dan melakukan

Apabila thread ini dikira menyalahi aturan yang berlaku silahkan untuk di-move atau di-delete….
Apabila thread ini dianggap sebagai sesuatu yang baik maka saya mohon cendol dan rate kelas hotel bintang 5